Ambon, gardamaluku,com – Nelayan cumi di Maluku mengeluhkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kepada Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM) Bahlil Lahadalia saat meninjau SPBU Nelayan di Pelabuhan Perikanan Tantui Ambon, Rabu (18/12).
Kepada Bahlil, seorang nelayan cumi Mahisi menjelaskan pasokan BBM jenis solar hanya tersedia sedikit di Maluku, itu pun harganya sangat mahal. Selain itu, pembelian juga dibatasi.
“Kouta sedikit, harga mahal, solar mahal, kita susah, langkah kita pendek dan tidak bisa kemanan-mana, kita kan pemakaian sangat besar, itu kendala, ”ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia bilang karena Solar terbatas, mereka terpaksa membeli Solar industri di Merauke, itu pun dengan harga yang terbilang tinggi. Meski begitu, harga Solar industri yang tinggi di Meruke namun mereka terpaksa membeli karena kebutuhan untuk menangkap cumi di Perairan Aru.
Ia mengaku ada pangkalan SPBU Nelayan di Ambon untuk mengisi Solar, namun perjalanan ke Ambon membutuhkan waktu selama empat hari, bahan bakarnya pun tersedia cukup besar sekitar 3 ton.
Kapalnya, kata dia bernama KM Iden Jaya berkapasitas 30 GT, kapal tersebut hanya bisa menangkap cumi sekitar 8 mil dari bibir pantai. Kapal penangkap cumi tersebut membutuhkan sekitar seraratus ton Solar untuk satu musim penangkap cumi.
“Kita butuh Solar sekitar 100 ton, cuma dikasih sedikit, kalau kita bawa Solar sedikit, rugi dong, karena lamanya kita di laut, perjalanan ke Ambon saja kehabisan 10 ton, itu pun tergantung cuaca,”ucapnya.
Ia lantas meminta Menteri Bahlil Lahadalia untuk menambah stok BBM Solar subsidi di Maluku. Pasalnya, SPBU Nelayan di Pelabuhan Tantui membatasi Solar Subsidi. Ia juga meminta Bahlil agar membangun pangkalan minyak Solar Subsidi di wilayah tangkap terdekat sehingga mereka tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan BBM Solar subsidi.
Usai mendengar keluhan nelayan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berjanji akan membereskan kekurangan bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar. Ia berjanji akan menambah kouta Solar di Amabon Maluku. Namun, Bahlil belum mau membocori kouta penambahan Solar tersebut. Ia hanya bilang setelah kembali ke Jakarta baru segera diputuskan.
“Tadi ada keluhan nelayan terkait Solar yang tidak cukup, nanti kita akan tambah agar tidak antri,”tuturnya.
Ia berjanji akan memperhatikan Maluku dari sektor bahan bakar minyak (BBM) baik jenis Solar maupun minyak tanah sehingga nelayan tidak kembali kesulitan solar.