GardaMaluku.com : Ambon, – Kejuaraan Karate yang diselenggarakan Universitas Lelemuku Saumlaki (UNLESA) Cup I pada April lalu ternyata meninggalkan prisiden buruk.
Bagaimana tidak, pasalnya kejuaraan yang diselenggarakan mulai 27 – 30 April 2025 boleh berakhir tetapi ternyata masih ada tersisa hutang yang sampai saat ini tidak kunjung dibayar.
Hutang tersebut berupa honor wasit berjumlah sepuluh orang beserta dengan honor juri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Demikian pernyataan ini disampaikan, salah satu wasit pada kejuaraan dimaksud, Sinsei Jhon Masbait yang juga Ketua Perguruan Asosiasi Seni Bela diri Karate Indonesia (ASKI) kepada Media ini, Rabu (11/06/2025) di Ambon.
Menurut Masbait, persoalan ini telah berulangkali disampaikan kepada pihak panitia penyelenggara bahkan kepada pihak Universitas, namun sampai saat ini tidak mendapat respon yang baik, bahkan terkesan menghindar.
“Memang dari nilainya tidak seberapa, tetapi ini soal menghargai lelahnya memimpin pertandingan,” ungkap Masbait.
Menurutnya, untuk bonus juara umum sebesar Sepuluh Juta Rupiah bisa terbayarkan sementara honor wasit dan juri yang lebih kecil tidak bisa diselesaikan. Apalagi saat pembukaan turut dihadiri oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT).
Selain itu, dia menuturkan, tempat penyelenggaraan pertandingan tidak dilaksanakan dalam gedung, melainkan di lapangan dan bagian atasnya hanya ditutup menggunakan terpal.
Kondisi tersebut, tentunya sangat menguras tenaga seluruh perangkat pertandingan, mulai dari atlit sampai ke wasit dan juri karena cuaca yang kurang baik.
Berikut ini nama Wasit yang memimpin kujuaraan UNLESA Cup I :
1.Sensei Yopi Angwarmase (AKF) 2. Sensei Siong Teng (NASIONAL) 3. Simpai Ucok Fautngil (NASIONAL) 4. Sensei John Masbait (Nasional) 5. Simpai Deniish 6. Simpai Hengky Renel 7.Simpai Yopi Watfenu 8. Simpai Erik Malisnhoran 9. Simpai Marten Ivakdalam 10. Simpai Max Betoki
Selain itu, tegas Masbait, atlit yang keluar sebagai juara sampai saat ini belum juga diberikan sertifikat hasil pertandingan, padahal sertifikat jauh lebih berharga dari sebuah piala.
“Sertifikat itu sangat penting dari sekedar piala. Sebab dikemudian hari sangat membantu untuk atlit mencari pekerjaan, Untuk tes masuk TNI dan POLRI jika memiliki sertifikat karate sangat membantu,” ucapnya.
“Saat ini, menjadi satpam dibutuhkan sertfikat bela diri,” sambungnya.
Masbait menyangkan kondisi tersebut, karena dengan persoalan seperti itu, maka prestasi olahraga di Maluku tidak akan berkembang.
Untuk itu dirinya meminta kepada panitia penyelenggara ataupun dari UNLESA untuk dapat merespon dengan baik apa yang menjadi tanggung jawab mereka. (Atick.T)