Ambon, GardaMaluku.com– Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menggelar Sekolah Kebangsaan melalui program Tular Nalar, Jumaat (11/10).
Dipusatkan di Rumah Moderasi IAKN Ambon, kegiatan tersebut diikuti 110 peserta dari kalangan Mahasiswa dan dibuka oleh Dekan Fakultas Seni Keagamaan Kristen (FSKK) IAKN Ambon, Dr. Jermias Hartes Van Harling.
Hadir langsung Koordinator Wilayah Mafindo Maluku Roesda Leikawa didampingi sejumlah pengurus Mafindo Maluku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Person in Charge (PiC) Mitra Tular Nalar IAKN Ambon, Nurlaila menjelaskan, IAKN sebagai bagian dari ujung tombak agen perubahan di Maluku, memiliki peran penting dalam persoalan kebangsaan.
Terlebih menghadapi momentum hajat nasional Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menyampaikan informasi yang akurat dan menangkal narasi yang mengandung elemen Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) saat Pilkda sedang berlangsung.
“Peserta ini rata rata gen Z yang baru pertama kali menginjak usia untuk memilih kepala daerah. Pengalaman pertama mereka di tahun 2024. Sehingga melalui kegiatan ini penting menanamkan nilai nilai literasi kebangsaan melalui kegiatan Tular Nalar hari ini,” akui Nurlaila yang juga merupakan Kepala UPT Bahasa IAKN Ambon tersebut.
Dikatakan, menjadi bagian atau mitra program Tular Nalar bersama Mafindo Maluku merupakan sebuah kesempatan luar biasa. Meski diakui, UPT Bahasa IAKN dan Mafindo sudah sering berkolaborasi dalam sejumlah agenda dengan tema yang berbeda-beda.
“Khusus untuk Tular Nalar ini, kami targetnya memberikan stimulan Critical thinking, kemampuan untuk berpikir secara rasional dan objektif, melibatkan proses menganalisis, mengevaluasi dan menginterpretasi informasi atau situasi, tanpa terpengaruh oleh bias atau asumsi yang belum teruji, misal berita Hoax dan lain-lain. Ini yang kami targetkan, peserta itu dapat menerima serta menerapknanya di suasana pentahapan hajat Pilkada 2024 di Maluku,” terang Nurlaila.
Pantauan media ini, Sekolah Kebangsaan dalam program Tular Nalar memberikan bimbingan kepada peserta melalui pengalaman belajar yang terstruktur dan menyenangkan. Sejumlah Fasilotator diterjunkan untuk melakukan pendampingan serta memebrikan pemahaman dalam kelompok-kelompok yang dibentuk.
Tujuannya adalah untuk membekali mereka dengan pengetahuan tentang pemilu, demokrasi, pengenalan hoaks, serta pemahaman dampak dari penyebaran informasi yang salah.
Sementara Koordinator Wilayah Mafindo Maluku, Roesda Leikawa menyampaikan terimaksih serta apresiasi kepada civitas akademik IAKN Ambon atas sinergitas serta kolaborasi yang selama ini terjalin.
Secara umum, Leikawa mengakui, pelatihan Tular Nalar di Maluku jelang pemilu dan Pilkada 2024 lagi gencar dilakukan pihaknya.
“Sudah untuk kelima kalinya dengan sasaran peserta yang berbeda, dan Pelaksana yang berbeda pula,” ungkap Leikawa.
Leikawa merincikan, Mafindo Maluku telah menggelar dua kelas, yakni Kelas Sekolah Kebangsaan dan Kelas Akademi Digital Lansia.
Perihal Tular Nalar seperti yang digelar hari ini kata Leikawa, pihaknya telah mengandeng beberapa mitra diantaranya, Mitra IAIN 1 Kelas Sekolah Kebangsaan, Mitra Desa Cerdas Maluku Tengah 1 Kelas Sekolah Kebangsaan, Mitra IAKN 1 Kelas Sekolah Kebangsaan.
“Jadi Total Peserta yang sudah mendapat materi Tular Nalar di tahun 2024 jelang Pemilu dan Pilkada 2024 berjumlah kurang lebih 500 lebih peserta dari berbagai latar belakang,” singkat Leikawa.
Mahasiswa Akui Berdampak Positif Menambah Wawasan Literasi
Tular Nalar Sekolah Kebangsaan jelang pilkada 2024 ini diakui membawa dampak postif terhadap mahasiswa. Terlebih memperkaya daya analisa literasi media sosial dan media mainstream di Maluku.
Hal ini diakui Chris Tuwilay, salah satu peserta dari Fakultas Ilmu sosial dan Keagamaan Kristen IAKN Ambon kepada wartawan.
Dikatakan, secara tidak langsung, peserta yang merupakan mahasiswa mendapat stimulan Satuan Kredit Semester (SKS) tambahan.
Bagaimana tidak, Chirs menjelaskan, ekspektasi sekolah kebangsaan yang sejak awal hingga pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan yang dibayangkan.
“Kami sebagai pemilih pemula terbantukan dengan kegiatan ini. Tular Nalar menutut kita untuk berfikir kritis terhadap fenomena media sosial dewasa ini,” akui Chirs.
Lanjutnya, terlebih, peserta mendapat banyak pengalaman menganalisa dari sudut pandang literasi media sosial dan media mainstream.
“Kita Mahasiswa memang butuh literasi. Kegiatan ini bukan sekedar mengasah pikirian kritis terhadap fenomena Pilkada 2024 di ruang media sosial tapi juga memperkaya literasi di ruang-ruang ilmiah. Penting untuk kedepannya dapat membantu dalam penyelesaian study dengan Literasi,” jelasnya.
Dirinya berharap, kegiatan Tular Nalar dapat digelar lagi kedepannya.
“Kalau bisa jangan berhenti disin. Anggap ini sebagai awal untuk memulai kegiatan-kegiatan semacam ini di IAKN Ambon,” pungkasnya.***