Piru, GardaMaluku.com– Zakat Produktif Hadiah Kehidupan La Nurdin duduk depan rumah Desa Hualoy, menatap hamparan laut yang telah menjadi bagian hidupnya. Ia bukan seorang nelayan biasa. Dengan kondisi fisik yang terbatas, ia tetap berjuang menafkahi keluarga, mengandalkan kebun kecil dan hasil tangkapan seadanya. Namun, kehidupan tak selalu mudah. Setiap hari adalah perjuangan baru, dan setiap rezeki yang datang adalah keberkahan yang tak ternilai.
Namun, Jumat (14/3/2025) lalu, ada secercah harapan yang datang kepadanya. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) hadir membawa angin perubahan berupa Zakat Produktif Hadiah Kehidupan.
Bukan sekadar bantuan sesaat, tetapi modal usaha yang bisa menjadi pijakan baru bagi La Nurdin untuk berdiri lebih kokoh diatas kakinya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dihadapan para pimpinan Baznas SBB, Syuaib Pattimura, M. Fathien Tuasamu, dan Abdullah Makatita salah satu Staf Baznas SBB, La Nurdin menerima bantuan zakat produktif berupa modal usaha penjualan BBM.
Tangannya yang lelah namun penuh semangat menggenggam erat bantuan itu. Matanya berbinar, seolah melihat masa depan yang lebih baik terbentang luas
Zakat yang Mengubah Takdir
Bagi banyak orang, zakat mungkin hanya sekadar kewajiban. Tapi bagi La Nurdin, zakat adalah anugerah. Ia bukan sekadar menerima, tetapi juga diberdayakan.
Ketua Baznas SBB, Syuaib Pattimura, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk lebih dari sekadar memberi.
“Kami ingin zakat yang tersalurkan tidak hanya menjadi bantuan sesaat, tetapi juga solusi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat. Program ekonomi produktif ini bertujuan mengubah status mustahik menjadi muzaki,” ujarnya.
Baznas SBB telah lama menjadikan zakat sebagai alat perubahan. Tidak hanya sekadar membagikan dana, tetapi membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan bagi mereka yang membutuhkan.
“Kami berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberdayakan mustahik yang memiliki potensi mengembangkan ekonomi produktif,” lanjut Pattimura.
Harapannya sederhana: agar orang-orang seperti La Nurdin bisa berdiri di atas kaki sendiri, mandiri, dan suatu hari nanti, menjadi mereka yang turut berbagi.
Pandangan Kepala Desa, Sebuah Harapan Baru
Pada upacara penyerahan Zakat Produktif Hadiah Kehidupan itu, Kepala Desa Hualoy, Hasyim Tubaka, berdiri menyaksikan.
Ia tahu persis bagaimana kehidupan La Nurdin selama ini—seorang kepala keluarga yang tak pernah menyerah, meski keterbatasan fisiknya menjadi tantangan.
“Ini luar biasa. Program seperti ini OPD terkait belum pernah melaksakan program seperti ini. La Nurdin memang layak mendapatkan bantuan ini. Dengan keterbatasannya, ia tetap berusaha keras untuk keluarganya. Saya berharap program ini bisa terus berkelanjutan, agar masyarakat luas merasakan manfaatnya,” ujarnya penuh harap.
Baginya, program ini bukan hanya tentang La Nurdin. Ini tentang banyak orang pada desa-desa terpencil yang masih berjuang untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Ini tentang membuktikan bahwa zakat bisa menjadi jembatan menuju kehidupan yang lebih baik.
Cahaya Hujung Jalan
pada penghujung acara, La Nurdin menatap tangan kasarnya yang kini menggenggam modal usaha. Ada getar suara saat ia berbicara.
“Saya sangat bersyukur. Ini bukan hanya bantuan, tapi harapan bagi saya dan keluarga. Terima kasih, Baznas SBB.”
dari tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kota, ada sebuah dusun kecil desa Hualoy, seorang pria bernama La Nurdin kini punya alasan untuk bermimpi lebih besar.
Zakat yang ia terima hari itu bukan sekadar angka dalam laporan keuangan. Itu adalah bukti bahwa kepedulian masih ada, bahwa harapan masih nyata, dan bahwa hidup selalu memberi kesempatan kedua bagi mereka yang tak pernah menyerah.***