Lurang, GardaMaluku.com– Pagi itu, halaman SD Negeri Lurang di Pulau Wetar berubah menjadi ruang belajar terbuka. Bukan dengan buku dan papan tulis, melainkan dengan karung sampah, sarung tangan, dan semangat baru tentang masa depan lingkungan.
Tanggal 5 Juni 2025, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, perusahaan tambang PT Batutua Kharisma Permai – PT Batutua Tembaga Raya (BKP-BTR) menggelar kegiatan edukasi dan aksi bersih-bersih di Desa Lurang, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Tak kurang dari 130 siswa dari berbagai jenjang pendidikan ikut serta. Mereka tak hanya belajar teori, tapi turun langsung memungut sampah plastik di sekitar sekolah dan pasar desa. Hasilnya, 117 kilogram sampah berhasil dikumpulkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami ingin anak-anak punya pengalaman langsung. Polusi plastik bukan sekadar masalah global, tapi sesuatu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka,” ujar Wilfridus Nahak, Community Relations Superintendent BKP-BTR.
Wilfridus mengakui, selama ini peringatan Hari Lingkungan Hidup lebih banyak dilakukan di dalam lingkungan perusahaan. Tahun ini, BKP-BTR mengambil langkah berbeda.
Mereka ingin menjangkau masyarakat lebih luas, terutama generasi muda. Tema global tahun ini, “Hentikan Polusi Plastik”, menjadi pengingat bahwa edukasi soal lingkungan harus dimulai sejak dini.
“Plastik ada di mana-mana. Kalau tidak bisa dihindari, setidaknya bisa kita kelola. Kami ingin anak-anak sadar akan hal itu sejak sekarang,” katanya.
Dalam sesi penyuluhan yang berlangsung usai kegiatan bersih-bersih, Robert Kelen, pemateri lingkungan dari tim perusahaan, mengajak para siswa berdiskusi soal sampah. Menurutnya, usia anak-anak adalah masa emas untuk menanamkan kebiasaan baru.
“Kalau mereka terbiasa memilah sampah dan menjaga kebersihan sejak kecil, besar nanti mereka bisa jadi agen perubahan di tengah masyarakat,” kata Robert.
Kegiatan itu juga mendapat sambutan hangat dari para guru dan orang tua.
Kepala SDN Lurang, Lyliana Johansz, menyebut program ini sebagai penguatan nyata dari pendidikan karakter di sekolah.
“Anak-anak memang sudah kami ajarkan tentang kebersihan. Tapi ketika mereka melihat contoh langsung dan ikut turun tangan, pesannya jauh lebih kuat. Kami berterima kasih kepada BKP-BTR,” ujar Lyliana.
Tak hanya pihak sekolah yang terkesan. Seorang siswi SMA yang ikut dalam kegiatan itu mengatakan bahwa pengalaman hari itu membekas kuat dalam pikirannya.
“Kami jadi tahu kalau menjaga lingkungan itu bukan hanya soal tidak membuang sampah sembarangan, tapi juga tentang peduli pada masa depan,” ujarnya.
Lewat aksi kecil di pelosok timur Indonesia ini, BKP-BTR membuktikan bahwa kolaborasi antara dunia usaha dan pendidikan bisa menciptakan dampak nyata. Di tangan anak-anak Lurang, harapan akan lingkungan yang lebih bersih dan sehat menemukan pijakannya.***