Ambon, – GardaMaluku.com. Dibalik pemberitaan yang menyudutkan Kepala Sekolah (Kepsek) SD N 90 Wayame, Rizal. S. Pd beberapa hari ini sampai terbawa ke Baileo Rakyat Belakang Soya, Ambon, disinyalir ada konspirasi yang dikemas dengan baik oleh beberapa oknum guru pada sekolah tersebut.
Dari hasil penelusuran yang berhasil dihimpun media ini, kuat dugaan informasi yang beredar tentang mulai diatur sejak Rizal diangkat menjadi Kepsek pada September 2024 dan serah terima jabatan pada Oktober 2024.
Dimulai dari beredarnya di media sosial yang memuat tentang Kepsek Rizal telah mengeksploitasi anak untuk dimuat pada konten akun aplikasi tik tok miliknya, namun sayangnya penyerangan verbal untuk menjatuhkan dia dapat dilarfikasi, karena Kuantan konten tersebut sudah mendapat izin dari orang tua bahkan isi kontennyapun tidak ada tindakan yang menjurus kepada eksploitasi anak.
Kepada media ini, Selasa (11/03/2025) di Wayame salah seorang sumber terpercaya yang namanya enggan dipublikasikan mengatakan, saat ini di SD Negeri 90 Wayame ada kubu baru yang dikomandai oleh mantan Pelaksana Tugas (Plt) Kepsek, Ibu Nadjwa Bahadjai sekarang menjadi guru kelas untuk megatur rekayasa guna menjatuhkan kredibilitas dari Kepsek sekarang.
Termasuk informasi tentang perilaku anak-anak dari Kepsek yang seenaknya menggunakan fasilitas ruang guru sebagai tempat bermain ataupun untuk urusan keluarga, termasuk beredar foto yang termuat dalam berita media online.
Padahal dari hasil penelusuran anak-anak Kepsek tidak menggunakan ruang guru karena saat ini ruangan itu masih direhab dan belum digunakan sampai sekarang. Fakta yang sebenarnya yang dipakai untuk menonton TV atau untuk belajar adalah ruang kantor didalamnya ada Ruang kerja Kepala Sekolah dan Tata Usaha.
Tetapi ada alasannya, salah satunya karena rumah dinas Kepsek hanya berukuran 3 x 3 Meter, terdiri dari Kamar tidur, dapur kecil dan kamar mandi sehingga tidak ada ruangan lain yang bisa dipakai untuk ruang keluarga ataupun untuk tempat belajar anak.
Anak – anak Kepsek apabila menggunakan ruangan untuk belajar dan sebagainya setelah jam belajar mengajar dan kalaupun ada tamu maka tidak diizinkan untuk menggunakan ruangan itu.
“Adab mereka pun diajarkan tentang tata krama dan sopan santun, jadi kalau ada tudingan seperti itu sangat disayangkab saja,” ungkap sumber, sembari menambahkan informasi yang menyudutkan Kepsek sangat diskriminatif.
Penggunaan Dana BOS
Lanjut sumber, ketika menjabat Plt. Kepsek SD N 90 Wayame, Ibu Nadjwa Bahadjai, pada periode tahun ajaran 2024 – 2025, ternyata ada persoalan di periode pertama (Januari – Juni) 2024 yang sanapai saat ini belum rampung pertanggungjawabannya.
Dituturkannya, ketika pencairan dana BOS tahap I kemudian Plt Kepsek, Ibu Nadjwa melakukan rapat dewan guru dan mengumumkan kalau dana BOS sudah dicairkan berjumlah Rp. 74.460.000, setelah itu diserahkan ke bendahara hanya sebesar Rp. 24.000.000 sisanya dipegang oleh Ibu Nadjwa.
Sampai akhir periode uang yang dipegang Ibu Nadjwa tidak pernah diberikan kepada bendahara. Sedangan kan uang yang dipegang bendahara sudah terpakai habis untuk kebutuhan rutin yakni, bayar gaji guru honorer, listrik, air dan Wi-Fi tersisa Rp. 20.000.
Berkaiatan dengan pertanggungjawaban anggaran sisa yang dipegang Ibu Nadjwa, bendahara hanya dipanggil untuk tanda tangan kwitansi dan nota belanja, namun fisik uangnya tidak pernah dilihat.
Secara terpisah, Ibu Nadjwa Bahadjai yang dikonfirmasi media ini via pesan whatsapp malam kemarin baru dijawab pada rabu pagi ini sebelum berita dipublikasikan.
Dalam isi pesan chat whatsapp ditulis “Maaf saya tdk akan memberikan jawaban apa2 anda sudah menggangu jam mengajar saya” (chat whatsapp tidak diubah). *** (Redaksi)