Ambon, GardaMaluku.com– Calon wakil gubernur Maluku, Abdullah Vanath membenarkan pernyataan Pemimpin Muslim memalukan dalam konteks kampanye kepada masyarakat.
Dalam keterangan persnya di Swisbell Hotel Ambon, Rabu (13/11), dirinya mengakui, telah memberikan edukasi gaya kepemimpinan Gubernur Maluku dari tahun ke tahun.
Menurut mantan Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur itu, masyarakat perlu diberikan konsepsi menyeluruh, dengan menapak tilas pemimpin terdahulu di bumi raja-raja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jadi sebenarnya itu konteknya berbeda, itu bukan saya berbicara sebagai narasumber dalam ruang diskusi maupun seminar yang membahas tentang kepimpinan Islam tidak. Itu saya sedang berkampanye,” akui dia.
Tokoh pemekaran kabupaten Ita Wotu Nusa itu membenarkan pula objek contoh pemimpin muslim dalam tanda kutip memalukan adalah Gubernur yang baru saja selesai massa jabatannya.
Pernyataan Vanath sekaligus untuk meluruskan berita berita yg menyebar di internet terkait statement yang di keluarkan tentang pemimpin muslim.
“Dan memang statment itu ditunjukan untuk gubernur sebelumnya, dan saya juga bandingkan dengan gubernur sebelumnya,” terangnya mengakui.
Dirinya merespon itu dengan mengatakan bahwa, kita pernah punya gubernur namanya Karel A Ralahu. Beliau itu bukan muslim dan ternyata beliau itu dimana tempat kenal dan begitu dicintai.
“Saya tanya masyarakat kenal ga dengan gubernur yang namanya Karel? semuanya menjawab dengan antusias kami kenal itu gubernur kami. Dia itu dicintai rakyat Maluku tanpa pandang suku dan agama,” bebernya.
Kemudian itu dilanjutkan dengan gubernur Sa’id Assegaf. Cermin kehidupan begitu harmoni, baik di birokrasi maupun di masyarakat. Tidak ada diskriminasi.
“Ada keseimbangan dengan Islam dan Kristen. Ko dgiliran gubernur berikutnya menjadi diskriminasi seperti itu lalu kemudian gubernur sebelumnya yg begitu mengedepankan soal etika dan moral. Kok Gubernur yang kemarin ini begitu tidak punya adab, bisa memaki maki masyarakat di ruang publik bisa mengajak anak anak mahasiswa untuk berkelahi, tidak masuk kantor, selama 5 tahun di undang DPR terhitung hanya 4 kali hadir itupun hari ulang tahun provinsi Maluku untuk nyanyi-nyanyi saja,” jelas Vanath.
Dan lebih gila lagi lanjut Vanath, dia (Gubernur sebelumnya) melakukan pinjaman hutang 700 miliar tanpa persetujuan DPR provinsi Maluku.
“Sebagai generasi muda Maluku sebagai politis Maluku yang beragama Islam, malu itu. Itu tidak pantas dicontohi. Itu tidak bisa dijadikan teladan. Nah disitu lah konteks pembicaraannya,” tegas Vanath
Bahasa atau statment Pemimpin Islam Memalukan itu ada dalam narasi penjelasan panjang bernuansa eduksi. Bukan kemudian menggeneralisir maslah kepemimpinan Islam tetapi gubernur Islam yang tidak bisa di teladani generasi mendatang.
“Oleh karena itu saya dengan pak Hendrik berkomitmen jikalau terpilih ya, kami akan masuk kantor apalgi saya sebagai tokoh Islam, ya saya akan masuk kantor supaya bisa merubah mindset orang jika pemimpin Islam itu tidak baik itu tidak boleh diikuti,” pungkasnya. *** GALANG