Ambon, Gardamaluku.com – FAKULTAS Ilmu Sosial Keagamaan Program Studi Pariwisata, Budaya dan Agama Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon kembali menerjunkan 30 Mahasiswa Magangnya ke dunia kerja.
Hal itu diakui Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Keagamaan, Febby Nancy Patty usai pembekalan sekaligus pelepasan mahasiswa Magang yang digelar di Ruang Multimedia, Rabu (18/09).
Magang peridoe September 2024 ini, mengusung tema Potret Pariwisata Maluku dan Pengembangannya Memasuki Era Revolusi 5.0.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Febby Nancy Patty Dekan Fakutas kepada media menjelaskan, kegiatan ini bagian dari kurikulum wajib pihkanya. Yang mana, selama ini mahasiswa belajar teori, dan magang sebagai wadah implementasi teori di lapangan.
“Jadi lebih banyak skillnya, keterampilan soft skillnya, keterampilan mahasiswa itu dioptimalkan dalam agenda magang,” ungkap Patty.
Patty mengakui, target pihaknya, memberikan para mahasiswa selain lebih banyak peluang untuk mengenal industri bisnis dan pasar kerja tetapi tetapi juga berpeluang membangun relasi agar dapat terserap dengan cepat nantinya di dunia kerja.
“Pengalaman magang kami yang kemarin itu, pada akhirnya mahasiswa kami yang magang mislanya di Bandara, di Industri perhotelan mereka usai magang, masih tetap stay dan tetap bekerja profesional. Dibayar tentunya. Menurut kami, itu memberikan keuntungan dan peluang yang besar, bagi mahasiswa kami. Artinya, selama massa studi, mereka sudah terserap, sudah bisa dipakai di pasar kerja. Bagi kami ini sesuatu yang luar biasa, karena dari sisi, akreditasi, itu mejadi catatan baik bagi institusi,” terangnya.
Patty merincikan, kali ini, pihaknya menerjunkan 30 Mahasiswa dan kemudian disebar ke instansi pemerintahan dan sejumlah industri perhotelan di Maluku dan di Luar Maluku.
“30 orang mahasiswa yang diterjunkan, nanti dari 30 mahasiswa ini, kami bagi ke beberapa instansi dan industri bisnis. Untuk industri perhotelan, ada beberapa hotel yang sudah melakukan M0U. Ada yang magang di dinas Pariwisata Provinsi Maluku yang penempatannya di tersebar di Tual dan Banda. Ada satu orang yang ke Bali, yakni di Hotel Ubud. Dia akan melaksanakan magang disana,” jelas Patty.
Kendati demikian, Patty menejalaskan, keterbatasan anggaran oleh pihkanya. Sehingga, yang magang diluar seperti yang di Hotel Ubud, Bali, trasportasi lintas provinsinya ditanggung sendiri.
Pihkanya punya planning besar, kiranya mahasiswa dapat menjalankan progaram pra kerja tersebut di luar Maluku, namun ini soal keterbatasan anggaran sehingga sejauh ini belum terealisasi. Baru kali ini satu orang, itupun biaya sendiri.
Sebenarnya kata dia, program magang sudah dirancangkan matang satu Tahun sebelumnya, sehingga ada pegkajian yang apik, bukan ikut kemauan mahasiswa saja, tapi harus melewati tahap pengamatan, meliat peluang, mempertimbangkan kebutuhan dan tuntutan industri. jika itu memungkinkan dan bisa, maka akan didorong.
Patty berharap, melalui magang ini, mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan dengan menimba pengalaman sebanyak-banyaknya.
“Kami juga punya harapan, adanya konstribusi, dari pihak-pihak terkait untuk bersama menopang anak-anak kita. Karena tanggung jawab pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia ini bukan saja tanggung jawab institusi akademik saja, melainkan tanggung jawab semua pihak, terutama, pemerintah dan swasta untuk memajukan kualitas mereka, generasi Muda Maluku.***