Eksistensi dan Cita Pemuda Muhammadiyah dalam Pluralitas Kebangsaan
Oleh : Muzni Wokanubun
Pemuda Muhammadiyah didirikan pada 2 mei 1932 dan hingga saat ini terus eksis dan memainkan peran sebagai organisasi kepemudaan yang aktif dalam gerakan dakwah, sosial, pendidikan dan kebangsaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada milad ke 93 akan yang akan jatuh pada 2 mei 2025 nanti, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah secara resmi mengusung semangat “Pemuda Negarawan, Totalitas untuk Indonesia Raya”, sebagai wujud gerakan sosial amar maaruf nahi mungkar. Sebagai sikap bahwa Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk selalu menciptakan dinamisme dalam merespon setiap persoalan kebangsaan.
Eksistensi Pemuda Negarawan
Pemuda negarawan merupakan subuah konsep tentang generasi muda yang tidak saja cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter serta dilandasi dengan integritas dan visi kebangsaan yang kuat. Generasi ini hadir sebagai Agen of Change, generasi pengubah yang menghubungkan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang untuk memajukan Indonesia. Kehadiran mereka dibutuhkan karena tuntutan sejarah.
Sejarah mencatat bahwa peran dan kontribusi pemuda, sejak saat Sumpah Pemuda 1928 hingga Eformasi 98 sebagai lokomotif perubahan sosial dan politik.
Membicarakan pemuda negarawan bukan berarti berfokus kepada mereka yang menjadi aktivis atau terlibat sebagai politisi muda, sesuatu yang menjadi populer akhir-akhir ini, melainkan individu yang di dalam hatinya terpatri akan sense of purpose untuk kemajuan bangsa. Pemuda negarawan adalah mereka yang memikirkan persatuan, bertindak strategis, dan berani mengambil peran sebagai nahkoda yang menentukan arah dan tujuan sejarah.
Ada kesadaran bahwa peran yang dihadapi beragam penuh tantangan dan ada pada setiap bidang sendi kehidupan: politik, ekonomi, teknologi, buda dan lingkungan. Oleh karena di era dimana perkembangan teknlogi begitu cepat melebihi apa yang semua orang pikirkan. Pemuda Negarawan dituntut untuk mempersiapkan diri terus adaptif menyesuaikan diri pada setiap bentuk perkembangan dan perubahan sembari menjaga nilai-nilai kebhinekaan dan Pancasila
Dan Pemuda Muhammadiyah adalah bagian dari generasi yang mewarisi semangat Sumpah Pemuda 1928 dan semanagat reformasi.
Cita Luhur Pemuda Muhammadiyah
Pemuda Muhammadiyah membangun empat pilar Pemuda Negarawan sebagai tiang penyanggah dalam menopang visi “Islam Berkemajuan”. Mereka melaksanakan cita luhur dalam misi menciptakan harmoni sosial dengan mengutamakan nilai kebangsaan serta menjadikan perbedaan sebagai kekuatan kolektif.
Pemuda Muhammdiyah menjadikan Islam Berkemajuan sebagai pilar pertama yang lebih menekankan pembaharuan dalam mengahadapi keterbelakangan, kemiskinan dan intoleransi. Konsep ini menekenkan penguatan nila-nilai universal seperti keadilan dan kesetaraan, dalam bingkai spiritualitas sebagai orientasi utama. Dengan begitu bisa dipastikan bahwa perbedaan agama, suku dan budaya dalah Sunatulloh. Irwan Akib Ketua PP Muhammadiyah mengambarkan keberagaman itu sendiri sebagai “taman penuh warna”.
Pilar kedua adalah Keilmuan Pemuda negarawan memiliki penguasaan terkait pengetahuan dan teknologi yang bertujuan mambangun dan membuka ruang terhadap kesempatan dalam memperoleh akses pendidikan.
Pilar Kewirausahaan sosial bertujuan memberikan pemberdayaan ekonomi guna meningkatakan kesejahteraan dan membebaskan diri dari lingkaran setan kemiskinan.
Pilar politik kebangsaan sebagai pilar ke empat menekankan pentingnya keikutsertaan pemuda dalam menentukan kebijakan politk yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa.
Untuk menerjemahkan empat pilar tesebut pada tataran praksis, Pemuda Muhammadiyah mengadopsi strategi kultural dan struktural. Strategi kultural adalah suatu model pendekatan yang berfokus pada perubahan tranformasi nilai, norma, kesadaran dan budaya masyarakt. Tujuannya menubah pola pikir dan kebiasaan sebagaimana kata Antonio Gramsci dalam teori hegemoninya yang mengatakan bahwa barang siapa yang mampu menguasai alam pikiran orang lain maka dialah pemenangnya.
Sedangkan strategi struktural adalah suatu pendekatan yang berfokus pada perubahan sistem dan kebijakan atau institusi dengan tujuan perubahan sistematis.
Dengan begitu, hakikat perubahan seslu memerikan jaminan, seperti yang dikatakan Barack Obama: “Perubahan tidak akan datang jika kita menunggu orang lain, atau waktu lain. Kitalah yang kita tunggu-tunggu. Kitalah perubahan yang kita cari.”.
Selamat Milad ke 93 Pemuda Muhammadiyah.
Penulis : Muzni Wokanubun
Editor : Admin garda