Meritokrasi Maluku: Antara Harapan, Tantangan, dan Ancaman Balas Jasa

- Redaksi

Jumat, 7 Maret 2025 - 04:29 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

  • Euforia kemenangan yang berlebihan berpotensi melahirkan fenomena “sok mengatur” dalam komposisi pemerintahan, di mana kepentingan balas jasa lebih dominan daripada kualitas dan kinerja.

Oleh : Fahrul Kaisupy | Direktur Rumah Inspirasi dan Literasi.

Ambon, Gardamaluku.com— Pernyataan Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa tentang penerapan meritokrasi dalam tata kelola pemerintahan merupakan sebuah janji besar yang layak diapresiasi. Dalam konsepnya, meritokrasi adalah sistem yang memastikan bahwa jabatan dan tanggung jawab diberikan kepada individu yang kompeten, berprestasi, dan profesional, bukan berdasarkan kedekatan politik, hubungan kekeluargaan, atau loyalitas pribadi.

Namun, sebagaimana sejarah politik dan birokrasi di banyak daerah, niat baik saja tidak cukup. Godaan politik dan kepentingan kelompok selalu mengintai di balik setiap kebijakan, termasuk dalam reformasi birokrasi.

Hendrik-Vanath sebagai pemimpin baru di Maluku harus waspada terhadap ambisi terselubung dari tim pemenangan yang sering kali merasa berhak ikut menentukan struktur birokrasi. Euforia kemenangan yang berlebihan berpotensi melahirkan fenomena “sok mengatur” dalam komposisi pemerintahan, di mana kepentingan balas jasa lebih dominan daripada kualitas dan kinerja.

Baca Juga :  Tantangan dan Tanggung Jawab Bupati Baru: Efisiensi Anggaran dan Implikasinya terhadap Pembangunan Jalan Lintas Huamual serta Kesejahteraan Masyarakat

Jika tidak diantisipasi, meritokrasi yang digaungkan hanya akan menjadi slogan kosong yang bertabrakan dengan realitas birokrasi “asal bapak senang.”

Kesadaran ini penting karena meritokrasi bukan hanya soal menunjuk pejabat yang terlihat mumpuni, tetapi juga memastikan bahwa mekanisme rekrutmen, promosi, dan evaluasi kinerja benar-benar berbasis prestasi.

Jika prosesnya masih dikendalikan oleh pertimbangan politis atau relasi pribadi, maka sistem ini hanya akan melahirkan oligarki baru yang lebih eksklusif.

Selain itu, tantangan terbesar dalam penerapan meritokrasi di Maluku adalah membongkar budaya birokrasi yang sudah lama terbiasa dengan kompromi dan kepentingan transaksional. ASN harus memahami bahwa meritokrasi bukan hanya tentang mendapatkan posisi tertentu, tetapi juga tentang tanggung jawab besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Baca Juga :  Delapan Bulan Perjuangan Pj Bupati SBB: Ketika Mimpi Pembangunan Ditebas Pemangkasan, tapi Harapan untuk 3T Tak Boleh Padam

Untuk itu, Hendrik-Vanath harus membuktikan bahwa meritokrasi yang mereka janjikan bukan sekadar alat politik, melainkan sistem yang benar-benar diterapkan secara adil dan transparan.

Masyarakat Maluku juga harus berperan aktif dalam mengawal pemerintahan ini, memastikan bahwa kebijakan yang diambil berpihak pada kepentingan rakyat, bukan hanya kepentingan segelintir elit.

Dengan keterlibatan masyarakat dan pengawasan yang ketat, reformasi birokrasi berbasis meritokrasi bukan hanya menjadi retorika, tetapi benar-benar menjadi fondasi bagi Maluku yang lebih maju dan berkeadilan.***

Follow WhatsApp Channel gardamaluku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Blunder Spanduk di SBB: Kelalaian, Manuver Politik, atau Cerminan Birokrasi Amburadul?
Tantangan dan Tanggung Jawab Bupati Baru: Efisiensi Anggaran dan Implikasinya terhadap Pembangunan Jalan Lintas Huamual serta Kesejahteraan Masyarakat
Waspada “Mainan”: Tantangan Awal Kepemimpinan AMANUSA di SBB
Delapan Bulan Perjuangan Pj Bupati SBB: Ketika Mimpi Pembangunan Ditebas Pemangkasan, tapi Harapan untuk 3T Tak Boleh Padam
Merangkul: Kunci Maluku Maju Menuju Indonesia Emas 2045
Ide Reformasi Birokrasi untuk Menyongsong Kepemimpinan Baru di Kabupaten SBB
Pengawasan Speed Boat dan Pemisahan Penumpang-Barang, Kunci Keselamatan Transportasi Laut Lokal Pesisir Maluku
Lohia Sapalewa: Jejak Pemimpin dan Harapan di Ujung Pegunungan Taniwel

Berita Terkait

Jumat, 14 Maret 2025 - 17:28 WIT

Blunder Spanduk di SBB: Kelalaian, Manuver Politik, atau Cerminan Birokrasi Amburadul?

Jumat, 7 Maret 2025 - 04:29 WIT

Meritokrasi Maluku: Antara Harapan, Tantangan, dan Ancaman Balas Jasa

Selasa, 4 Maret 2025 - 15:25 WIT

Tantangan dan Tanggung Jawab Bupati Baru: Efisiensi Anggaran dan Implikasinya terhadap Pembangunan Jalan Lintas Huamual serta Kesejahteraan Masyarakat

Selasa, 18 Februari 2025 - 22:01 WIT

Waspada “Mainan”: Tantangan Awal Kepemimpinan AMANUSA di SBB

Minggu, 16 Februari 2025 - 01:52 WIT

Delapan Bulan Perjuangan Pj Bupati SBB: Ketika Mimpi Pembangunan Ditebas Pemangkasan, tapi Harapan untuk 3T Tak Boleh Padam

Berita Terbaru

Pj. KPN Negeri Passo

Daerah

Kantor Negeri Passo Sarang Konsumsi Miras

Senin, 17 Mar 2025 - 13:40 WIT