Tak Usut Laporan Warga, Kapolres Maluku Tengah Diminta Evaluasi Kinerja Kapolsek Tehoru dan Jajaran
Ambon, Gardamaluku.com–Kapolres Maluku Tengah AKBP Hendri M.K, S.I.K, MH, diminta untuk mengevaluasi Kapolsek Kecamatan Tehoru IPTU Anthon Kolauw dan Jajarannya karena diduga tidak menindak lanjuti laporan masyarakat Negeri Yaputih Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah.
Pasalnya sudah hampir satu bulan empat warga Negeri Yaputih masing-masing Soe Hatapayo, Idigam Walalayo, Hasan Hayoto dan Fazri Tehuayo melaporkan Kepala Pemerintahan dan Saniri Negeri Piliana Kecamatan Tehoru atas dugaan tindak pidana Penyerobotan lahan, Pengrusakan Tanaman dan Pengancaman di Polsek Tehoru pada tanggal 13 Agustus 2024. Namun sampai saat ini laporan tersebut belum juga diproses sesuai prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebagai warga negara yang sadar akan hukum, kami telah melaporkan dugaan tindak pidana tersebut secara resmi di Pihak Kepolisian dalam hal ini Polsek Tehoru, upaya ini kami lakukan dengan tujuan menghindari gesekan masyarakat antara ke dua Negeri, dengan harapan laporan ini secepatnya diproses, namun sampai saat ini belum ada pemanggilan kepada pihak-pihak terkait,” Ungkap Hatapayo pada Media ini Selasa 3 September 2024.
Langkah hukum yang ditempuh dengan bergerak cepat melaporkan perkara ini di pihak kepolisian karena apa yang dilakukan oleh masyarakat Piliana tersebut mendapatkan respon serius dari masyarakat Negeri Yaputih.
“Masyarakat Negeri Yaputih khsusnya para pemilik lahan merespon ini secara serius penuh emosional. Kami perlu ingatkan pihak Polsek Tehoru bahwa ke dua Negeri ini pernah terlibat konflik masa lalu, jangan sampai ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab masuk untuk memanas-manasi situasi hingga terjadi konflik lagi, karena yang akan menjadi korban adalah masyarakat, dan sangat mengganggu Kamtibnas di Kawasan Tehoru-Telutih,” Jelasnya.
Dikatakan Hatapayo, yang harus sama-sama kita ingat bersama adalah peristiwa ini terjadi jelang Pilkada serentak yang akan dihelat pada November 2024 mendatang. Publik paham betapa garangnya dinamika berpolitik di Maluku pada umumnya dan khususnya di Maluku Tengah, semua situasi dan kondisi dengan mudah dapat diciptakan oleh okum-oknum yang tidak bertanggungjawab demi memuluskan kepentingan politiknya.
Nah, kaitannya dengan perkara dugaan tindak pidana penyerobotan lahan yang dilakukan oleh masyarakat Negeri Piliana terhadap lahan-lahan milik masyarakat Negeri Yaputih, diikuti dengan pengerusakan dan pengancaman ini tidak menutup kemungkinan keadaan ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bermoral demi kepentingan politik semata.
“Segala upaya harus kita lakukan demi menjaga tatanan hidup orang sudara agar tetap harmonis. Termasuk memastikan supremasi hukum sebagai acuan dalam segala hal, termasuk dalam mengatasi permasalahan sosial. Kita perlu memastikan bahwa akses untuk mendapatkan perlindungan hukum harus berjalan sesuai prosedur dan aturan main.” Ungkap Hatapayo.
Halaman : 1 2 Selanjutnya