Merangkul: Kunci Maluku Maju Menuju Indonesia Emas 2045

- Redaksi

Rabu, 29 Januari 2025 - 14:40 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

  • Euforia yang berlebihan, jika tidak terkendali, berpotensi menciptakan polarisasi yang justru menghambat langkah pembangunan.***
  • Oleh: M. Fahrul Kaisuku

Ambon, Gardamaluku.com— Kemenangan Pilkada 2024 yang diraih oleh Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath membawa harapan baru bagi masyarakat Maluku. Namun, kemenangan ini seharusnya tidak dirayakan secara berlebihan hingga menciptakan jurang pemisah antara berbagai kelompok.

Merangkul semua elemen masyarakat, termasuk mereka yang berbeda pandangan politik, menjadi langkah yang lebih bijak dan strategis demi mewujudkan Maluku yang maju, adil, dan sejahtera.

Merangkul untuk Membangun Potensi Maluku

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai provinsi dengan potensi kelautan yang melimpah, visi Hendrik Lewerissa untuk menjadikan sektor perikanan sebagai tulang punggung ekonomi adalah langkah strategis. Maluku memiliki peran besar dalam menjadikan Indonesia sebagai salah satu penghasil produk perikanan terbesar di dunia.

Dengan pendekatan berbasis teknologi dan keberlanjutan, hasil kelautan Maluku tidak hanya menjadi sumber pendapatan daerah, tetapi juga kontribusi signifikan bagi ketahanan pangan nasional.

Visi ini sejalan dengan tema besar “Transformasi Maluku Menuju Maluku yang Maju, Adil, Sejahtera Menyongsong Indonesia Emas 2045.”

Sebagai bagian integral dari visi nasional, Maluku memiliki peran strategis dalam menciptakan ekonomi berbasis kelautan yang berdaya saing global. Tidak hanya itu, Maluku dapat menjadi pusat pembangunan infrastruktur kelautan dan pengolahan hasil laut, menjadikan wilayah ini sebagai gerbang ekspor strategis di kawasan timur Indonesia. Namun, visi besar ini memerlukan dukungan dari semua elemen masyarakat.

Baca Juga :  Eksistensi dan Cita Pemuda Muhammadiyah dalam Pluralitas Kebangsaan

Untuk itu, euforia kemenangan Pilkada harus diredam dan digantikan dengan semangat kolaborasi. Pendekatan inklusif akan memastikan bahwa setiap warga Maluku merasa menjadi bagian dari proses pembangunan, tanpa terkecuali.

Modal Historis untuk Masa Depan Maluku

Menarik ketika saya mengikuti pidato peradana Hendrik Lewerissa jelang dalam acara formal ICMI Maluku. Sejarah Maluku sebagai the spice island dan kontribusinya dalam kedigdayaan nasional tidak dapat diabaikan. Wilayah ini telah menjadi simbol pertemuan berbagai peradaban dunia, yang menjadikannya kaya akan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Visi pembangunan yang berkelanjutan harus mampu memadukan potensi sumber daya alam dan kekayaan budaya Maluku untuk menjawab tantangan global.

Hendrik Lewerissa juga menegaskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang unggul. Pendidikan vokasi yang relevan dengan potensi lokal, seperti kelautan dan perikanan, harus diprioritaskan. Nilai-nilai lokal seperti Pela, Gandong, dan budaya gotong-royong perlu diintegrasikan dalam pendidikan untuk memperkuat identitas generasi muda.

Tantangan dan Komitmen untuk Mengatasi Kesenjangan

Meskipun memiliki kekayaan alam yang melimpah, Maluku masih menghadapi tantangan besar, seperti tingginya angka kemiskinan, rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM), dan infrastruktur yang belum merata.

Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath mengakui bahwa perjalanan ini membutuhkan komitmen, kerja sama, dan strategi yang matang.

Dengan fokus pada pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan dan konektivitas digital, Maluku dapat meningkatkan daya saingnya di tingkat nasional dan global. Selain itu, pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, termasuk pengembangan energi terbarukan, menjadi langkah penting untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.

Merangkul untuk Indonesia Emas 2045

Visi Indonesia Emas 2045 menuntut setiap provinsi berperan aktif sesuai dengan potensinya. Maluku, sebagai salah satu provinsi kepulauan dengan karakteristik yang unik, memiliki peluang besar untuk menjadi pilar dalam visi ini.

Baca Juga :  Ide Reformasi Birokrasi untuk Menyongsong Kepemimpinan Baru di Kabupaten SBB

Dengan membangun kerja sama yang harmonis antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya, Maluku dapat menjadi contoh daerah yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.

Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath telah menunjukkan keseriusan mereka dalam merangkul tantangan ini. Namun, keberhasilan visi besar ini membutuhkan dukungan penuh dari seluruh masyarakat Maluku. Semua elemen, termasuk tim sukses dan lawan politik, harus meninggalkan perbedaan demi Maluku yang lebih baik.

Sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih, mereka diharapkan berani mengambil sikap untuk menekan suara-suara yang berpotensi merusak persatuan dan menghindari kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu.

Dengan keberanian untuk merangkul semua pihak, Maluku tidak hanya akan bangkit dari berbagai tantangan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masa depan Indonesia.

Maluku adalah cerminan keberagaman dan kekayaan bangsa. Dengan potensi yang ada dan semangat kolaborasi, Maluku dapat menjadi salah satu penggerak utama dalam perjalanan Indonesia menuju 100 tahun kemerdekaan. Visi ini bukan hanya tanggung jawab pemimpin, tetapi juga harapan bersama bagi masyarakat Maluku.***

Berita Terkait

Bos Ritel, Tanah Sengketa, dan DPRD Maluku yang Gigit Lidah: Mafia Tanah di Ambon Tak Tersentuh
Patriotisme Presiden Kedelapan pada Delapan Puluh Tahun Indonesia
Asri – Selfinus, Kemerdekaan, dan Jalan Panjang Politik Anggaran untuk Saka Mese Nusa
Krisis Komunikasi Publik Asri–Selfinus, Pemerintah SBB Kehilangan Suara
Efrita, Dispar Maluku dan Kita: Bangun Solusi, Bukan Sekadar Sensasi
Bangun Harapan di Tanah Sendiri
Pasar, Industri, dan Solusi: Gubernur Tepat Tunjuk Jais Ely Pimpin Sementara Disperindag Maluku
Jalan Panjang Izin Tambang dan Tanggung Jawab Kolektif

Berita Terkait

Senin, 27 Oktober 2025 - 11:45 WIT

Bos Ritel, Tanah Sengketa, dan DPRD Maluku yang Gigit Lidah: Mafia Tanah di Ambon Tak Tersentuh

Minggu, 17 Agustus 2025 - 19:48 WIT

Patriotisme Presiden Kedelapan pada Delapan Puluh Tahun Indonesia

Minggu, 17 Agustus 2025 - 15:02 WIT

Asri – Selfinus, Kemerdekaan, dan Jalan Panjang Politik Anggaran untuk Saka Mese Nusa

Selasa, 12 Agustus 2025 - 18:05 WIT

Krisis Komunikasi Publik Asri–Selfinus, Pemerintah SBB Kehilangan Suara

Senin, 21 Juli 2025 - 16:17 WIT

Efrita, Dispar Maluku dan Kita: Bangun Solusi, Bukan Sekadar Sensasi

Berita Terbaru